Satu tahun dalam ibadah umat Islam dilakukan dua kali hari Raya Besar, yaitu Idul Fitri yang sebelum melaksanakan berpuasa sebulan penuh kemudian selanjutnya ada Idul Adha dimana sehari sebelumnya umat Islam berpuasa, biasa dikenal dengan puasa wukuf dan setelah melaksanakan solat Ied umat Islam melaksanakan pemotongan hewan kurban.
Di tulisan saya kali ini adalah bukan mengenai lebarannya atau solat Iednya tapi pujian-pujian yang biasa kita kumandangan ketika merayakan dua Hari Raya Besar itu, yaitu Takbir atau masyarakat umum disebut Takbiran. Nah menyangkut takbiran itu sendiri, saya aga tersenyum kecil mengingat pengalaman ketika kecil dulu. Selepas solat Maghrib saya dan teman-teman berkumpul di Masjid untuk melakukan Takbiran.
| gambar hanya ilustrasi lho |
Yang membuat saya tersenyum bukan karena kumpulnya tapi saat takbirannya itu sendiri, ketika teman saya takbiran yang lain menyahut “Allah” dengan serempak menggunakan mic. Saat kecil saya dulu tidak menggunakan bedug jadi hanya takbiran menggunakan mic yang di keluarkan via toa Masjid jadi semua orang bisa denger suara-suara sumbang saya dan teman-teman.
Zaman dulu dan sekarang telah banyak berubah, takbiran dulu sangat jarang menggunakan bedug apalagi keliling menggunakan mobil bak terbuka terus pake toa pula, tapi sekarang takbiran bisa di stel menggunakan alat pemutar music seperti Mp3 player, vcd/dvd player, handphone juga komputer atau laptop. Takbirannya sih biasa tapi apa yang terjadi dengan backsoundnya?
Banyak beredar Takbiran-takbiran yang di aransement (mudah2an bener tulisannya ^_^) ulang menggunakan music-musik seperti house music. Jadi penghayatan takbir itu sendiri jadi memudar dan menghadirkan atmospir dugem seperti klub malam. Saya sempat mencari-cari di internet Mp3 Takbiran tapi semua mayoritas dengan backsound music dengan ritme tinggi, apalagi sekarang ustad-ustad artis banyak yang rekaman takbiran dan backsoundnya yang seperti saya bilang dengan ritme tinggi. Hal ini mungkin awalnya mengganggu tapi karena budaya urban yang berkembang jadi terbiasa dan menjadi hal yang lumrah.
Semoga tulisan ini bermanfaat buat pembaca blog aa.
Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.
0 komentar:
Posting Komentar
Bebas tapi tetep jaga kesopanan berkomentar ya gan n sis juga ^_^