Jakarta, 24 Syawwal 1434/31 Agustus 2013 (MINA) – Tokoh intelektual muda Indonesia, Anies Baswedan mengatakan, Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza merupakan salah satu upaya nyata rakyat Indonesia dalam mendukung Palestina.
“Bukan saja mengirimkan dukungan lisan dan doa (untuk Palestina), tapi upaya nyata dalam bentuk fisik seperti pembangunan rumah sakit. Ini bisa jadi contoh untuk semua,” kata Anies kepada Mi’raj News Agency usai acara Konser Kemerdekaan Musik Melayu "Seroja" di Jakarta, Jumat malam (30/8).
Anies Baswedan, pendiri gerakan Indonesia mengajar juga mengatakan bahwa acara konser mengangkat kebudayaan melayu yang dikemas untuk kegiatan kemanusiaan sangat cerdas. Baginya, Musik Melayu mempunyai kekuatan syair yang luar biasa dan pesan yang disampaikan dalam setiap baitnya baik sekali. Apalagi acara Konser Kemerdekaan Musik Melayu tersebut dikhususkan untuk acara kemanusiaan.
“Oleh karena itu Kegiatan Konser Kemerdekaan Musik Melayu seperti ini punya efek yang baik,” ujar Rektor Universitas Paramadina itu.
Dalam Konser Kemerdekaan Musik Melayu "Seroja”, penyanyi religi Sulis tampil bersama penyanyi Melayu yang juga penyanyi dangdut, Hamdan Attamimi, Hendry Lamiri, dan Fuad Balfas serta diiringi Anwar Fauzi Orkestra.
Hasil penjualan tiket konser musik Melayu yang dilaksanakan di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta tersebut akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Sakit Galela di Maluku dan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
Dalam konser musik Melayu itu juga diadakan penyerahan secara simbolis dari Presiden Direktur FIM Jasa Ekatama Ichsan Thalib kepada ketua panitia Geisz Chalifah, dua unit rumah di sebuah kompleks perumahan seharga sekitar tiga milyar rupiah untuk dijual dan hasilnya bagi pembangunan rumah sakit tersebut.
Butuh Dana 75 Milyar Rupiah Lagi
RSI di Jalur Gaza menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina di mana seluruh dananya berasal dari masyarakat Indonesia. Semua donasi berasal dari rakyat Indonesia yang sebagian besar kalangan menengah ke bawah, dari Sabang hingga Merauke.
Rumah sakit yang dibangun di atas tanah wakaf dari pemerintah Palestina seluas 16.261 m2 itu sendiri menjadi tempat untuk pemulihan trauma dan rehabilitasi bagi warga Palestina di Jalur Gaza yang menjadi korban konflik bersenjata Palestina-Israel. Fasilitas itu dapat menampung sedikitnya 100 pasien.
Pekerjaan pembangunan RSI yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina itu dilakukan oleh relawan Indonesia yang seluruhnya sukarelawan tidak dibayar (unpaid volunteers). Pembangunan RSI dijadwalkan selesai akhir tahun 2013.
Saat ini, para relawan sedang melakukan pembangunan RSI Gaza tahap kedua berupa tahap arsitektur dan Mekanikal Elektrikal (ME).
Pembangunan fisik RSI Gaza menelan biaya 30 milyar rupiah. Setelah pembangunan fisik selesai dibutuhkan dana sekitar 7,5 milyar rupiah untuk bangunan pelengkap kompleks RSI dan 65 milyar rupiah untuk penyedian alat kesehatan, sebagian peralatan rumah sakit seperti tempat tidur dan lainnya.
Lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sebagai inisiator pembangunan RSI Gaza, dalam pembangunannya bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Fatah Indonesia yang telah mengirim 33 relawannya ke Jalur Gaza.
0 komentar:
Posting Komentar
Bebas tapi tetep jaga kesopanan berkomentar ya gan n sis juga ^_^