Asosiasi Open Source Software Indonesia (AOSI) menggelar Indonesia Creative Open Source Software (ICrOSS) pertama guna menumbuhkembangkan industri berbasis teknologi open source software di Tanah Air.
"Kami ingin ICrOSS dapat menyatukan dan memperkuat serta meningkatkan `skill` komunitas open source sehingga dapat bersama-sama mempersiapkan solusi bagi perkembangan OSS di Indonesia," kata Ketua Panitia ICroSS 2013, Ifik Arifin, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan ICrOSS yang dilaksanakan dalam dua hari tersebut diisi dengan serangkaian kegiatan seminar dan workshop yang ditargetkan mampu menghadirkan lebih dari 1000 praktisi dan regulator baik dari kalangan umum, pelajar, guru, swasta dan pemerintahan.
Sebagai konferensi OSS terbesar di Indonesia, lanjutnya, AOSI berharap bahwa ICrOSS dapat memperluas wawasan bagi industri maupun regulator untuk lebih terlibat dalam rangka menumbuhkembangkan industri berbasis teknologi OSS, sekaligus membuka, mengkaji dan memahami tantangan penerapan OSS.
Konferensi ini, lanjutnya, mengetengahkan empat bahasan utama, yaitu Digital Content Creative, Green ICT and Sustainability, Cloud and Internet of Things, and Cyber Security, ICrOSS mengajak sejumlah komunitas berbasis OSS untuk bersama-sama memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia bahwa ekosistem OSS telah sedemikian berkembangnya.
Keempat topik yang menjadi bahasan utama pada kegiatan semuanya memiliki latar belakang komunitas dan industri yang beragam dan dapat menjadi salah satu bukti perkembangan OSS di Indonesia.
"Oleh karenanya kami mengundang semua komunitas OSS, seperti komunitas Ubuntu, BlankOn, OpenSuse, komunitas Joomla, WordPress, komunitas Blender, GIMP dan komunitas Bracktrack dalam mata acara Community Meeting, agar dapat saling berbagi pengalaman," ujar Ifik.
Sementara itu, Ketua Umum AOSI Betti Alisjahbana mengatakan dibutuhkan kekuatan dari komunitas-komunitas OSS dari berbagai bidang yang tersebar di Indonesia untuk bersama-sama meyakinkan publik bahwa ekosistem ini kuat dan terjadi sinergi yang saling memberikan manfaat.
"Komunitas OSS tersebar di seluruh Indonesia, sehingga OSS sangat potensial untuk diimplementasikan oleh masyarakat luas. Nah, sekarang saatnya para praktisi Open Source merapatkan barisan dan membangun kolaborasi untuk memberikan dukungan teknis dan implementasi agar para pengguna semakin mudah memanfaatkan OSS dalam kegiatan mereka," ujar Betti.
Salah satu contoh keberhasilan penerapan OSS dalam pemerintahan dapat dilihat di Pekalongan, Jawa Tengah. Di mana ketika Wali Kota Pekalongan, HM Basyir Achmad menerapkan OSS sebagai layanan Internet di kecamatan, ia berhasil menghemat anggaran daerah hingga miliaran rupiah.
0 komentar:
Posting Komentar
Bebas tapi tetep jaga kesopanan berkomentar ya gan n sis juga ^_^