KEAJAIBAN KEHIDUPAN KOLONI SEMUT part 2

Semut Ahli


Organisasi, spesialisasi dalam bidang-bidang tertentu, dan komunikasi dalam dunia semut hampir sama canggihnya dengan yang dimiliki manusia. Sedemikian canggihnya sistem itu, sehingga manusia kini memola sistem mereka menuruti sistem harmonis tersebut. Hal ini diuraikan dalam kutipan berikut:


Ahli komputer masa kini mencoba mereproduksi bentuk-bentuk perilaku kolektif semut pada robot di laboratorium. Alih-alih berfokus pada program yang sangat maju, mereka malah berkonsentrasi pada robot-robot yang bekerja sama  berdasarkan unsur-unsur informasi “sederhana”. Prinsip dasarnya sama. Alih-alih membuat sebuah robot yang sangat canggih, mereka malah mengembangkan sekelompok robot yang tidak begitu “cerdas”, tetapi menjalankan tugas yang sangat “rumit” seperti yang dilakukan semut dalam koloninya.… Robot-robot ini tidak canggih dalam hal “kecerdasan” jika dinilai satu per satu, tetapi mereka akan mencapai pembagian kerja melalui motivasi tindakan kolektif. Ini dimungkinkan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi sederhana. Hidup dan kerja sama dalam koloni semut juga telah mempengaruhi NASA…. Organisasi ini berencana mengirimkan banyak “robot semut” untuk penelitian di planet Mars alih-alih satu robot canggih. Jadi, sekalipun sebagian robot ini rusak, anggota regu yang tersisa akan mampu merampungkan tugas mereka.5

Sekarang mari kita lihat contoh yang menarik dari dunia “semut ahli”.

Bagaimana Hidup Berkelompok Mempengaruhi Semut?


Contoh kerja sama antara semut yang paling jelas adalah dalam perilaku spesies semut pekerja yang disebut Lasius emarginatus. Individu spesies ini memiliki afiliasi yang menarik satu sama lain. Kegiatan sekelompok empat semut pekerja yang bekerja dengan tanah ini terus berlanjut saat mereka terpisah dari kelompok yang besar. Namun, jika ada benda, seperti gelas atau batu, di antara mereka yang mencegah mereka saling melihat, kecepatan kerja mereka melambat.

Contoh lain adalah ketika semut api terpisah dari kelompoknya oleh rintangan tipis, mereka mencoba mencapai anggota lain koloninya dengan menusuk penghalang ini.

Terjadi banyak variasi pada perilaku semut ketika jumlah individu dalam kelompok berubah. Ketika jumlah semut dalam sarang meningkat, teramati bahwa kegiatan setiap individu secara proporsional juga meningkat. Begitu semut pekerja berkelompok, mereka berkumpul, menjadi tenang, dan menghabiskan lebih sedikit energi. Telah ditemukan bahwa dalam sebagian spesies semut, begitu populasi meningkat, jumlah oksigen yang digunakan menurun.

Semua contoh ini menunjukkan bahwa semut tak dapat bertahan hidup sendirian. Makhluk kecil ini telah diciptakan dengan ciri-ciri yang memungkinkan mereka hidup hanya dalam kelompok atau malahan hanya dalam koloni. Dan ini membuktikan betapa klaim-klaim evolusionis mengenai proses bersosialisasi semut bertentangan dengan realitas. Sungguh mustahil semut-semut tersebut hidup sendirian ketika pertama kali diciptakan, lalu bersosialisasi dan membentuk koloni. Seekor semut yang menghadapi lingkungan seperti itu mustahil bisa bertahan hidup. Ia harus berkembang biak, membangun sarang untuk dirinya dan larvanya, mencari makan untuk diri dan keluarganya, menjadi penjaga pintu, menjadi prajurit, dan juga pekerja yang merawat larvanya…. Kita tak bisa mengklaim bahwa di zaman dulu semua pekerjaan yang memerlukan pembagian tugas yang ekstensif ini dapat dilaksanakan oleh seekor semut saja atau bahkan beberapa ekor semut. Selanjutnya, mustahil dibayangkan bahwa mereka berupaya menuju sosialisasi sembari melaksanakan berbagai tugas sehari-hari ini.

Kesimpulan dari semua ini: Semut adalah makhluk yang hidup dalam sistem sosial dan berkelompok sejak hari mereka pertama diciptakan. Semua ini juga membuktikan bahwa semut muncul pada satu saat dengan segala ciri-ciri lengkapnya. Dengan kata lain,  mereka telah “diciptakan”.

Markas Ideal

Mari kita luaskan sedikit contoh pasukan yang disampaikan sebelum-nya. Bayangkan Anda tiba di markas tentara yang luar biasa besar, tetapi sangat teratur. Tampaknya Anda tidak dapat masuk karena petugas keamanan di gerbang tidak mengizinkan masuk orang yang tidak dikenal. Bangunan tersebut dilindungi oleh sistem keamanan yang diawasi ketat.

Sekarang, misalkan saja Anda berhasil masuk. Di dalam, berbagai kegiatan sistematis dan dinamis akan memesona Anda, karena ribuan prajurit sedang melaksanakan tugas mereka dengan teramat tertib. Saat Anda meyelidiki rahasia keteraturan ini, tampak bahwa bangunan itu telah dirancang dalam bentuk yang sepenuhnya cocok bagi penghuninya untuk bekerja. Ada departemen khusus untuk setiap tugas dan semuanya dirancang supaya prajurit dapat bekerja se-mudah mungkin. Misalnya, bangunan ini memiliki lantai-lantai di bawah tanah, tetapi departemen yang memerlukan energi matahari lokasinya memperoleh sinar matahari dengan sudut sebesar mungkin. Dan departemen-departemen yang harus senantiasa saling berhubungan dibangun sangat berdekatan sehingga memudahkan akses. Gudang-gudang penyimpan kelebihan bahan juga dirancang sebagai departemen terpisah di satu sisi bangunan. Lokasi gudang-gudang penyimpanan itu nyaman serta mudah diakses. Dan tepat di tengah bangunan terdapat ruang luas di mana semua orang dapat berkumpul.

Keunikan markas tersebut bukan hanya itu. Meski luas, bangunan ini dipanaskan secara seragam. Suhu tetap konstan sepanjang hari berkat sistem pemanas sentral yang sangat canggih. Penyebab lainnya adalah sekat luar  yang sangat efektif melawan segala kondisi cuaca.

Jika ditanya bagaimana dan oleh siapa markas semacam ini dirancang, semua orang akan menjawab bahwa markas ini dirancang dengan teknologi tinggi oleh kerja tim profesional. Bangunan markas seperti ini hanya bisa dibangun oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan, budaya, kecerdasan, dan logika tertentu.

Namun, bangunan markas ini sebenarnya adalah sebuah sarang semut. (lihat halaman sebelah)

Menghimpun informasi yang diperlukan untuk membangun markas semacam ini memakan sebagian besar usia manusia. Namun, seekor semut yang baru menetas dari telur sudah tahu tugasnya saat itu juga dan mulai bekerja tanpa membuang waktu. Ini menunjukkan bahwa semut  memiliki informasi tersebut sebelum ia lahir. Semua informasi tersebut diilhamkan dalam diri semut pada saat penciptaannya oleh Allah Yang Maha Kuasa yang menciptakan mereka.

Organisasi Diri pada Semut

Dalam dunia semut tak ada pemimpin, perencanaan, atau pemrograman. Dan yang terpenting adalah bahwa tak ada rantai komando, seperti sudah disebutkan terdahulu. Tugas-tugas terumit dalam masyarakat ini terlaksana tanpa tertunda karena adanya organisasi diri yang sangat canggih. Misalkan  contoh berikut ini:

Bila koloni mengalami paceklik, semut pekerja segera berubah menjadi semut “pemberi makan” dan mulai memberi makan sesamanya dengan partikel makanan dalam perut cadangannya. Bila koloni kelebihan makanan, mereka melepaskan identitas ini dan kembali menjadi semut pekerja.

Pengorbanan yang ditunjukkan ini benar-benar pengorbanan tingkat tinggi. Sementara manusia belum berhasil memerangi kelaparan di dunia, semut telah menemukan penyelesaian praktis untuk masalah ini: berbagi segalanya, termasuk makanan. Ya, inilah contoh pengorbanan nyata. Memberi segala miliknya termasuk makanan, tanpa ragu, agar semut lain tetap hidup, hanyalah salah satu contoh pengorbanan di alam yang tak mampu dijelaskan teori evolusi.

Bagi semut tidak ada masalah kepadatan penduduk. Sementara kota-kota besar milik manusia saat ini menjadi sulit ditinggali akibat migrasi, ketiadaan infrastruktur, salah alokasi sumber daya dan pengangguran, semut dapat mengelola kota bawah tanah mereka, yang berpopulasi 50 juta ekor, dengan keteraturan luar biasa  tanpa merasa kurang sesuatu apa. Setiap semut mampu cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Agar hal seperti ini bisa terjadi, semut tentu telah diprogram secara fisik dan psikologis.

Agar sistem yang sangat terorganisasi ini muncul, mesti ada “kehendak utama” yang mengilhami mereka mengerjakan tugas dan memerintah mereka . Kalau tidak, pasti terjadi kekacauan besar, bukan ketertiban. Dan kehendak utama ini adalah milik Allah, yang memiliki segala sesuatu, yang Maha Kuasa, yang mengarahkan semua makhluk hidup dan memerintah mereka melalui ilham.

Kenyataan bahwa semut terus-menerus berjuang tanpa memikirkan keuntungan, adalah bukti bahwa mereka bertindak atas ilham sesosok “perwira”. Ayat di bawah sepenuhnya menegaskan bahwa Allah adalah penguasa dan pengawas segala sesuatu dan bahwa setiap makhluk hidup bertindak atas ilham-Nya:

Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya.  Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus. (Surat Hud: 56) (Harun Yahya series)
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Bebas tapi tetep jaga kesopanan berkomentar ya gan n sis juga ^_^